BENTUK DAN FUNGSI MITOS JUK RAMA KAE DI KABUPATEN SITUBONDO

Authors

  • Ahmad Rifa’i Universitas Jember
  • Icha Fadhilasari Universitas Hasyim Asy'ari
  • Eko Cahyo Prawoto Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

DOI:

https://doi.org/10.36277/basataka.v5i1.143

Keywords:

Bentuk, Fungsi, Mitos

Abstract

Mitos merupakan bentuk warisan budaya lokal yang perlu diselamatkan. Mitos mengenai cerita kepahlawanan yang berada dipelosok daerah khususnya di Desa Wonokoyo Situbondo merupakan bentuk budaya yang kurang mendapat perhatian. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan fungsi mitos Juk Rama Kae di Kabupaten Situbondo. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan rancangan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan yang terdiri dari perilaku-perilaku yang dapat diamati. Lokasi penelitian ini adalah di Desa Wonokoyo Kecamatan Kapongan Kabupaten Situbondo. Data penelitian ini berupa tuturan lisan atau informasi dari informan yang mengerti cerita mitos  Juk Rama Kae , sedangkan sumber data penelitian dari sesepuh Desa Wonokoyo. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, simak, observasi dan catat. Sedangkan teknik analisis data menggunakan (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penarikan kesimpulan dan verifikasi hasil. Hasil penelitian ini berupa 1) bentuk cerita mitos Juk Rama Kae, 2) Fungsi mitos Juk Rama Kae pada masyarakat kolektifnya. Pembaharuan pada penelitian ini dengan penelitian mitos lainnya yaitu terletak pada cara pewarisan mitos Juk Rama Kae pada masyarakat Desa Wonokoyo Situbondo. Kajian ini juga membahas  mengenai cara pewarisan mitos agar tidak punah dan tergerus oleh zaman agar dapat dinikmati oleh masyarakat sekitar sampai saat ini. Dapat disimpulkan bahwa dalam mitos Juk Rama Kae disini dapat difungsikan sebagai upaya untuk memapankan tatanan sosial dengan adanya pengukuhan berbagai aturan adat yang bersumber dari mitos Juk rama kae yang ada dalam masyarakat Desa Wonokoyo. Aturan-aturan tersebut diciptakan dengan tujuan membatasi prilaku menyimpang yang dilakukan oleh sebagian masyarakat serta dapat menjadi sumber pola tindakan masyarakat dalam berinteraksi sosial.

References

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan. Rineka Cipta.

Danandjaja, J. (2002). Folklor Indonesia: Ilmu gosip, dongeng, dan lain-lain. Pustaka Utama Grafiti.

Fadhilasari, Icha, and Mohamad Nizar Rahmanto. 2021. “Nilai Budaya Dan Sistem Kepercayaan Dalam Legenda Raden Ayu Oncattondo Wurung.” SULUK: Jurnal Bahasa, Sastra, Dan Budaya 3 (1). https://doi.org/10.15642/suluk.2021.3.1.34-45.

Febriyanti, B. D. (2011). Mitos Buyut Cungking pada Masyarakat Using Giri Banyuwangi. Universitas Jember.

Koentjaraningrat. (1983). Ciri-Ciri Kehidupan Masyarakat Pedesaan di Indonesia. Gadjah Mada University Press.

Moleong, L. J. (1996). Metode Penelitian Kualitatif. Rosdakarya.

Rato, D. (2009). Dunia Hukum Orang Osing. Laks Bang Mediatama.

Soelaeman, M. M. (2005). Ilmu Budaya Dasar Suatu Pengantar. Refika Aditama.

Sukatman. (2009). Apresiasi Folklor Nusantara: Teori dan Aplikasinya. Universitas Jember.

Sukatman. (2011). Mitos dalam Tradisi Lisan Indonesia. CSS.

Downloads

Published

2022-06-28

How to Cite

Rifa’i, A., Fadhilasari, I., & Prawoto, E. C. (2022). BENTUK DAN FUNGSI MITOS JUK RAMA KAE DI KABUPATEN SITUBONDO. Jurnal Basataka (JBT), 5(1), 79–92. https://doi.org/10.36277/basataka.v5i1.143

Issue

Section

Articles