ANALISIS TRADISI PANGURASON PADA MASYARAKAT BATAK TOBA: KAJIAN SEMIOTIK
DOI:
https://doi.org/10.36277/basataka.v5i1.154Keywords:
Tradisi, Etnik Batak Toba, SemiotikaAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk, fungsi dan makna tradisi pangurason. Tradisi pangurason adalah tradisi melestarikan alam, menjaga dan hidup bersahabat dengan alam serta menjauhkan dari bencana. Adapun simbol yang terdapat dalam tradisi pangurason ada 9 yaitu saoan, air suci, jeruk purut,daun sisakil, daun beringin, daun silanjuang, kain berwarna merah, kain berwarna putih dan kain berwarna hitam. Teori yang digunakan untuk menganalisis adalah teori semiotika yang dikemukakan oleh Charles Sanders Pierce.Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kualitatif dengan observasi wawancara terstruktur.Adapun hasil yng ditemukan dalam penelitian ini adalah tentang tradisi Pangurason pada etnik Batak Toba. Dalam etnik Toba tradisi pangurason ialah tradisi melestarikan alam, menjaga alam dan hidup bersahabat dengan alam serta menjauhkan dari bencana.Tradisi ini melibatkan laki-laki dan perempuan, ada juga orangtua yang langsung memainkan, dan punya peran penting dalam ritual pangurason ini, terutama dalam membersihkan desa dari mara bahaya dan bencana alam. Pangurason adalah sebuah tradisi yang memiliki arti untuk melestarikan alam, menjaga, dan hidup bersahabat dengan alam serta menjauhkan dari bencana dan memiliki arti menguras atau membersihkan wilayah.
References
Aart Van Zoest, 1991. Serba-serbi Semiotika. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Algirdas Gretmas, 1992. Teori-teori Semiotika Modern. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Barthes, 1957. Teori Tanda. Depok: Komunitas Bambu.
Benny H-Hoed, 2007. Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya: Fakultas Ilmu Pengetahuan (FIB) UI Depok.
Budiman, 2011. The Science of Signs. Depok, Komunitas Bambu.
Charles Sanders Pierce, 1941. Interpretasi dan Semiotika Memandang Fenomana Budaya dengan Kacamata Semiotik. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Charles Williams Morris, 1901. Behaviorist Semiotics. Springer Science dan Business Media.
Christian Metz, 1993. Teori-teori Semiotika Modern. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum.
Cristomy dan Yuwono, 2004. Makna dan Interpretasi dalam Buku Semiotika Sastra. Jakarta: PPKB UI.
Danesi dan Perron, 1999. Mengembangkan Semiotika Pierce Menamakan Manusia sebagai Homo Culturalis. Indianapolis: Indiana University Press
Danesi dan Perron, 1999. Interconection of Signes, Codes and Text That Makes Up Culture.
Daniati, D., Prasetya, K. H., & Musdolifah, A. (2019). Analisis Sosok Laisa Dengan Kajian Semiotik Ferdinand De Saussure Pada Novel Dia Adalah Kakakku Karya Tere Liye. Kompetensi, 12(1), 1-11.
Ferdinand de Saussure, 1913. Interpretasi dan Semiotika. Remaja Rosdokarya, 2003.
Ferdinand de Saussure, 1916. Memandang Fenomena Budaya dengan Kacamata Semiotika. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Haryatmoko, 2007. Semiotika dan Dinamika Sosial Budaya. Depok, Komunitas Bambu.
Hoed, 2011. Semiotika Sastra. Yogyakarta cv. Budi Utama.
Hoed, 2008. Semiotika dan sosial budaya. Depok, Komunitas Bambu.
Julia Kristeve, 1941. Teori-teori Semiotika Modern. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Jafar Lantowa, 2017. Semiotika Teori Metode dan Penerapannya dalam Penelitian Sastra. Yogyakarta CV. Budi Utama.
Mely Tan dalam Koentjaraningrat, 1991. https:id.m.wikipedia.org.
Panuti Sudjiman, 1991. Serba-serbi Semiotika. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Piliang, 2012. Semiotika dan Hipersemiotika Cantrik Pustaka.
Roland Barthes, 1950. Teori-teori Semiotika Modern. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Septika, H. D., & Prasetya, K. H. (2020). Local Wisdom Folklore for Literary Learning in Elementary School. Pendas: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 5(1), 13-24.
Teuw, 1984. Semiotika Sastra. Yogyakarta CV. Budi Utama.
Unberce Eco, 1932. Teori-teori Semiotika Modern. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Yuri Lotman, 1993. Teori-teori Semiotika Sastra. Yogyakarta CV. Budi Utama.
Zoest, 1993. Penggunaan Tanda dalam Semiotika Sastra. STMIK STIKOM Indonesia.