MANIFESTASI GENDER DALAM MASYARAKAT BATAK TOBA PADA GORGA (UKIRAN SIMBOL) DALAM RUMAH ADAT BATAK TOBA
DOI:
https://doi.org/10.36277/basataka.v6i1.218Keywords:
Simbol Kebudayaan, Batak Toba, Gorga, GenderAbstract
Penelitian ini merupakan upaya menganalisis simbol-simbol kebudayaan yang terdapat pada masyarakat Batak Toba khususnya pada ornamen gorga. Gorga Batak Toba memainkan peranan yang cukup penting selain menjadi identitas namun juga digunakan dalam berbagai kegiatan adat, seperti upacara perkawinan, pemakaman, dan upacara keagamaan. Dalam berbagai kegiatan tersebut penelitian ini menemukan bahwa simbol, mitos di dalam satu masyarakat merupakan pedoman, petunjuk arah bagi bertingkah laku dengan baik. Gorga sebagai simbol kebudayaan dapat mewakili bahkan menggambarkan bagaimana pemikiran dan pandangan masyarakat Batak terhadap berbagai hal yang berhubungan dengan hidup. Khususnya dalam penelitian ini bertujuan melihat dan menganalisis bagaimana manifestasi kedudukan gender dalam berbagai simbol-simbol ornamen tersebut. Dengan menggunakan metode kualitatif jenis deskriptif analitis berupaya menemukan penyebab banyaknya kontroversi dalam isu ketidaksetaraan gender dalam masyarakat Batak Toba. Maka penelitian ini menemukan bahwa perempuan memiliki tempat dan cara penghargaan khusus yang pada idealnya adat Batak yang jika dilaksanakan dengan baik maka akan mewujudnyatakan yang mereka sebut kesetaraan gender.
References
Aminuddin. (1990). Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru.
Anton, M. S. (2015). Ungkapan Tradisional Dalam Upacara Adat Perkawinan Masyarakat. 4-5.
Cahya, L. (2013). Buku Anak Untuk ABK. Yogyakarta: Familia.
Chaer, A. (2011). Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Debora Maria Paramita Pasaribu, S. S. (2017). Perkembangan Sistem Perkawinan Adat Batak Toba. 17-18.
Gaol, S. F. (2018). Perkawinan Semarga Masyarakat Batak Toba. 89-90.
Haenudin. (2013). Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Tunarungu. Jakarta: PT. Luxima Metro Media.
Hakim, A. R. (2006). Sastra Lisan: Pengertian, Jenis-Jenis, Dan Unsur-Unsur Sastra Lisan.
Mahsun. (2012). Metode Penelitian Bahasa Tahapan, Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Mar'at, S. (2011). Psikolinguistik Suatu Pengantar. Bandung: PT. Refika Aditama.
Noprizal, H. (2017). Orang Batak Mengenal Marga Dengan Arti Satu Asal Keturunan, Satu Nenek Moyang, Sabutuha Yang Artinya Satu Perut Asal. 13.
Nurgiyantoro, B. (2002). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Pandiangan, L. E. (2016). Analisa Hukum Perkawinan Satu Marga. Jurnal Hukum tô-râ, Vol. 2 No. 3, Desember 2016, 460.
Pase, O. R. ( 2011, juli 20). Pomparan Raja Tamba Tua. Retrieved from pomparanrajanaiambaton: http://pomparanrajanaiambaton.blogspot.com/2011/07/sejarah-pomparan-raja-nai-ambaton.html
Pohan, M. (2018). Perkawinan Semarga Masyarakat Batak. Jurnal Madaniyah, Vol 8 (2).
Saragih, R. S. (2015). Kajian Yuridis Perkawinan Menurut Hukum Adat Batak Simalungun Di Kabupaten Pemantang Siantar. 26-27.
Siswantoro, W. (2005). Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Grasindo.
Soedjito, & Saryono, D. (2011). Kosakata Bahasa Indonesia. Malang: Aditya Media Publishing.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Syamsuddin, A., & Damaianti, V. (2007). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
Vansina. (2016, september 22). Sastra Lisan: Pengertian, Jenis-Jenis, Dan Unsur-Unsur Sastra Lisan. Retrieved from http://arifsastra.blogspot.com/: http://arifsastra.blogspot.com/2016/09/sastra-lisan-pengertian-jenis-jenis-dan.html?m=1
Wasita, A. (2014). Seluk-Beluk Tunarungu & Tunawicara Serta Strategi Pembelajarannya. Jogjakarta: Javalitera.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Yudika Setiawan Tampubolon, Tony Tampake
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.